Penyakit Tungro adalah penyakit pada tanaman padi (Oryza sativa ) yang disebabkan oleh virus yang biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman padi tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan.
- Penyakit tungro pada tanaman padi ini disebabkan oleh asosiasi dari dua jenis virus.
- Kedua bentuk partikel virus yang berasosiasi yaitu RTBV (Rice Tungro Baciliform Virus) dengan ukuran 140 x 35 mm dan RTSV (Rice Tungro Spherical Virus) dengan diameter antara 30 – 33 nm.
- RTBV merupakan anggota dari group”Badnavirus = Banana dna virus” dan hanya dapat ditularkan oleh wereng daun (leafhopper) secara semi persisten dengan hadirnyaRTSV.
- RTSV masuk dalam group “Waika Viruses Sesquivividae” dan dapat ditularkan oleh wereng daun serta berfungsi sebagai “helper virus” untuk RTBV
- Kedua partikel virus tersebut dapat berada di dalam suatu sel secara bersama-sama tanpa mengakibatkan terjadinya proteksi silang antara satu dengan yang lain
Pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye.
- Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjangberbeda sejajar dengan tulang daun.
- Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua.
- Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi.
- Dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens adalah serangga yang menyebarkan (vektor) virus tungro.
- Infeksi tungro pada tanaman padi khususnya varietas peka akan menimbulkan gejala kerdil, jumlah anakan berkurang.
- Daun menguning, menggulung keluar dan agak sedikit terpuntir. Tanaman yang kerdil pada ruas daun kedua memendek.
- Karena adanya perpanjangan pelepah daun baru maka daun yang membuka kadang-kadang pelepahnya terjepit.
- Akar tanaman berkurang dan gabah yag dihasilkan kecil dan sering tidak sempurna
- Gejala penyakit tungro pada tanaman yang terinfeksi virus mulai dapat dilihat pada umur 7 – 10 hari sesudah diinokulasi.
- Penelitian telah menunjukkan bahwa N. virescens dapat menularkan kedua macam virus tersebut secara bersamaan atau masing-masing sendiri-sendiri dari tanaman yang terinfeksi oleh kedua virus tersebut.
- Tanaman yang terinfeksi oleh kedua virus tersebut menunjukkan gejala yang serius, yang terinfeksi oleh RTSV saja tidak menunjukkan gejala yang jelas,
- Konsentrasi RTBV yang tinggi dalam jaringan tanaman akan menyebabkan gejala berwarna orange pada daun
- Tungro tidak dapat ditularkan melalui biji ataupun secara mekanik, tetapi harus ada serangga penular (vektor) yaitu wereng hijau (Nephotettix spp.) atau wereng loreng ((Recilia dorsalis).
- Sifat penularan virus oleh vektornya bersifat semi persisten artinya periode akuisisi minimum 5-30 menit dan periode inokulasi minimum 7-30 menit.
- Masa inkubasi virus pada tanaman 6-10 hari, virus dapat ditularkan melalui semua stadia serangga, yaitu nimfa dan imagonya, jantan dan betina, tapi tidak melalui telur.
- sekali lagi Virus tidak menular melalui tanah, air atau biji padi OK
Mengapa tungro harus dikendalikan?
- Tungro adalah satu dari penyakit padi yang paling merusak di Asia Tenggara dan Asia Selatan.
- Epidemik penyakit ini telah terjadi sejak pertengahan tahun 1960an.
- Malai yang terserang jarang menghasilkan gabah, menjadi pendek dan steril atau hanya sebagian yang berisi dengan gabah yang berubah warna.
- Pembungaan tanaman sakit tertunda dan pembentukan malai sering tidak sempurna.
Selain adanya kedua faktor di atas , kondisi lapangan juga menunjang perkembangan seperti:
- kepekaan varietas yang ditanam
- tersedianya tanaman padi yang terus menerus
- faktor iklim seperti curah hujan
- kecepatan angin akan mempercepat penyebaran peyakit tungro
Bagaimana Mengendalikan Tungro?
- Varietas tahan. Penggunaan varietas tahan seperti Tukad Unda, Tukad Balian, Tukad Petanu, Bondoyudo, dan Kalimas merupakan cara terbaik untuk mengendalikan tungro.
- Rotasi varietas penting untuk mengurangi gangguan ketahanan.
- Pembajakan di bawah sisa tunggul yang terinfeksi.
- Hal ini dilakukan untuk mengurangi sumber penyakit dan menghancurkan telur dan tempat penetasan wereng hijau.
- Bajak segera setelah panen bila tanaman sebelumnya terkena penyakit.
- Cabut dan bakar tanaman yang sakit. Ini perlu dilakukan kecuali bila serangan tungro sudah menyeluruh.
- Bila serangan sudah tinggi maka mungkin ada tanaman yang terinfeksi tungro tapi kelihatan sehat.
- Mencabut tanaman yang terinfeksi dapat mengganggu wereng hijau sehingga makin menyebarluaskan infeksi tungro.
- Tanam benih langsung (Tabela): Infeksi tungro biasanya lebih rendah pada tabela karena lebih tingginya populasi tanaman (bila dibandingkan tanam pindah).
- Dengan demikian wereng cenderung mencari dan makan serta menyerang tanaman yang lebih rendah populasinya.
- Waktu Tanam: Tanam padi saat populasi wereng hijau dan tungro rendah.
- Tanam serempak: Upayakan petani tanam serempak. Ini mengurangi penyebaran tungro dari satu lahan ke lahan lainnya karena stadium tumbuh yang relatif seragam.
- Bera atau rotasi. Pertanaman padi terus-menerus akan meningkatkan populasi wereng hijau sehingga sulit mencegah infeksi tungro.
- Adanya periode bera atau tanaman lain selain padi dapat mengurangi populasi wereng hijau dan ketersediaan inang untuk virus tungro.
- Hindari penanaman varietas rentan di daerah endemik tungro.
- Setelah panen, segera benamkan jerami dan sisa-sisa tanaman dari yang terinfesi tungro dengan bajak dan garu.
- Pengendalian juga perlu dilakukan untuk wereng hijau dengan menggunakan insektisida yang berbahan aktif BPMC, buprofezin, etofenproks , imidakloprid
Sumber : http://edisukarman.blogspot.com/search/label/BIOLOGI