Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknk pemisahan tertentu. Cara asli telah diketengahkan pada tahun 1903 oleh TSWETT, ia telah menggunakannya untuk menggunakan pemisahan senyawa-senyawa yang berwarna, dan nama kromatografi diambil dari senyawa yang berwarna. Meskipun demikian pembatasan untuk senyawa-senyawa yang berwarna tak lama dan hampir kebanyakan pemisahan-pemisahan secara kromatografi sekarang diperuntukkan pada senyawa-senyawa yang tak berwarna, termasuk gas.
Pada dasarnya, semua kromatografi menggunakan dua fase yaitu satu fase tetap (stationary) dan yang lain fase bergerak (mobile). Pemisahan-pemisahan tegantung pada gerakan relative dari dua fase ini. Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat fase tetap, yang dapat berupa zat padat atau zat cair.
Jika fase tetap berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan, jika zat cair dikenal sebagai kromatografi partisi. Karena fase bergerak dapat berupa zat cair atau gas maka semua ada empat system kromatografi (Sastrohamidjojo, 1985).
1. Kromatografi Kolom
Kromatografi cair yang dilakukan di dalam kolom besar merupakan metode kromatografi terbaik untuk pemisahan campuran dalam jumlah besar. Pada kromatografi kolom, campuran yang akan dipisahkan diletakkan berupa pita bagian atas kolom penyerap yang berada dalam tabung kaca, tabung logam atau bahkan tabung plastic. Pelarut (fase gerak) dibiarkan mengalir melalui kolom karena aliran ini disebabkan oleh gaya berat atau di dorong dengan tekanan (Schwarting, 1991).
Zat penyerap (misalnya aluminium oksida yang telah diaktifkan, silica gel, kilsegur terkalsinaasi, dan kilsegur kromatografi murni) dalam keadaan kering atau sebagai bubur, dimampatkan ke dalam tabung kaca atau tabung kuwarsa dengan ukuran tertentu dan mempunyai lubang mengalir keluar dengan ukuran tertentu.
Sediaan yang diuji dan dilarutkan dalam sedikit pelarut ditambahkan pada puncak kolom dan dibiarkan mengalir ke dalam zat penyerap. Zat berkhasiat diserap dari larutan secara sempurna oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada puncak kolom.
Dengan mengalirkan pelarut lebih lanjut, dengan atau tanpa tekanan udara, masing-masing zat bergerak turun dengan kecepatan khas hingga terjadi pemisahan dalam kolom yang disebut kromatogram. Kecepatan bergerak zat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya daya serap zat penyerap, sifat pelarut dan suhu dari system kromatografi. Jika dikehendaki pemisahan beberapa zat khasiat dapat dilakukan dengan mengalirkan selanjutnya pelarut yang sama atau pelarut lain yang mempunya daya elusi yang kuat (Djasman, 1979).
2. Kromatografi Lapis Tipis.
Ide penggunaan kromatografi serapan dalam bentuk lapisan tipis yang dilekatkan pada suatu penyokong telah diketengahkan pada tahun 1938. pertama-tama perlu membuat plat kromatografi, yaitu untuk membentangkan penyerap dalam lapisan tipis yang berkelakuan seperti penyokong yang inert. Penyerap padat yang berbentuk bubukan halus biasanya pertama-tama dibuat menjadi bubur dengan air (kurang umum dengan zat organic yang mudah menguap) dan dibentangkan di atas plat gelas. Pembuatan lapis tipis di atas kaca ada beberapa cara yaitu dengan jalan penyemprotan atau pencelupan. Plat yang telah dilapisi dipanaskan atau diaktifkan dengan jalan memanaskannya pada suhu kira-kira 1000C selama beberapa waktu lamanya.
Kromatografi lapis tipis membutuhkan penyerap dan cuplikan dalam jumlah yang sedikit dan noda-noda yang terpisahkan dilokalisir pada plat seperti pada lembaran kertas. Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam kromatografi lapis tipis yang juga mempengaruhi harga Rf (Sastrohamidjojo. H, 1985) :
a. Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan
b. Sifat dari penyerap dan derajat aktifitasnya
c. Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap.
d. Pelarut dan derajat kemurniannya fase gerak
e. Derajat kejenuhan dari uap dalam bejana pengembangan yang digunakan
f. Teknik percobaan
g. Jumlah cuplikan yang digunakan
h. Suhu
i. Kesetimbangan.
Sumber : http://edisukarman.blogspot.com/search/label/BIOLOGI