CACING PITA ( Taenia sp )
Manusia adalah satu-satunya inang utama dari perkembangan cacing ini . sebagai inang permanen “host definitif” untuk Taenia saginata dan Taenia solium , maka tentu ada inang sementara (Hospes) yang sebelum berada di manusia , Hospes itu adalah Ternak . Ternak bisa sapi ataupun babi ,
1. Sapi sebagai pembawa Taenia saginata
2. Babi sebagai pembawa Taenia solium
Manusia yang mengandung cacing pita dewasa di usus halusnya itu , dipastikan pada Proglotid segmen terakhir yang masak “mature” banyak mengandung telur yang sudah dibuahi membentuk Zygot. Dimana telur yang ada di Progloyid itu dilepaskan (Fragmentasi) sehingga mengikuti sisa makanan ke usus besar dan ke anus . Telur yang berada bersama kotoran itu ; bisa bertahan selama berhari-hari untuk bulan di lingkungannya . Sapi (T. saginata) dan babi (T. solium) menjadi terinfeksi oleh vegetasi rumput yang terkontaminasi dengan telur atau proglottids itu. Dalam usus ternak telur tergesek sehinngga menetas membentuk larva yang disebut Oncospheres , segera tumbuh membentuk larva Hexacant ( larva dengan 6 kait yang tajam), hexacant menginvasi dinding usus, dan bermigrasi ke otot lurik ( daging) , di mana mereka berkembang menjadi Cysticercus.Sebuah cysticercus dapat bertahan hidup selama beberapa tahun di daging Ternak. Manusia terinfeksi karena menelan mentah atau setengah matang daging yang terinfeksi / di dalamnya ada Cysticercusnya . Dalam usus manusia Cysticercus berkembang lebih dari 2 bulan menjadi cacing pita dewasa , yang dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun. Cacing pita dewasa melekat pada usus halus dengan Scolexnya { kepala) dan scolex mereka berada menancap di dinding usus halus l. Panjang cacing dewasa biasanya 5 m atau kurang untuk T. saginata (namun mungkin mencapai sampai 25 m) dan 2 untuk 7 m untuk T. solium. Proglottids atau bagian segment nya dari cacing pita bagian posterior yang paling belakang ( paling dewasa) menghasilkan telur yang matang, Proglotid itu kemudian dilepaskan dari cacing pita, dan bermigrasi ke usus besar , bersama kotoran segera le anus (sekitar 6 per hari).
Taenia saginata dewasa biasanya memiliki 1.000 hingga 2.000 proglottids,
Taenia solium dewasa memiliki rata-rata 1.000 proglottids.
Telur yang terkandung dalam proglottids yang dewasa dilepaskan bersama kotoran.
Taenia saginata dapat menghasilkan sampai 100.000 telur
Taenia solium dapat menghasilkan 50.000 telur per proglottid masing-masing.
Distribusi geografis pada cacing pita Taenia solium lebih menonjol di masyarakat miskin di mana manusia hidup dalam hubungan yang dekat dengan babi dan makan daging babi kurang matang, dan sangat jarang terjadi di negara-negara Muslim.
Distribusi geografis pada cacing pita Taenia solium lebih menonjol di masyarakat miskin di mana manusia hidup dalam hubungan yang dekat dengan babi dan makan daging babi kurang matang, dan sangat jarang terjadi di negara-negara Muslim.
Agar mudah dihafalakan ada 3 point , sebagai Keywordnya
1. Siklus Cacing Pita ( Taenia saginata / Taenia solium ) adalah T-O-H- C (Cacing) maksudnya
Dari Telur – Oncosfer – Hexacant – Cysticercus ( diternak ) dan dimanusia menjadi Cacing dewasa .
2. Manusia terinfeksi cacing pita ketika makan daging ternak yang mengandung Cysticercus
, artinya manusia terinfeksi oleh cacing pira tidak dalam bentuk cacing dewasa , atau dari telurnya atau dalam bentuk jarva Oncosfer atau larva hexacant , jadi terkena ketika makan daging yang mengandung cisticercus yang belum mati .
3. Sebenarnya tidak akan ada cacing pita ini jika semua membuang kotorannya ke WC ( yang ada septic tank nya)
Agar lebih jelas kami sertakan daur cacing pita dan Performance nya
Life cycle of Taenia saginata and Taenia solium:
Jenis lain yang juga menyebabkan Teiniasis di manusia adalah Echinocoocus granulosus di daging anjing
CACING PITA
CACING PITA ( Taenia sp )
Manusia adalah satu-satunya inang utama dari perkembangan cacing ini . sebagai inang permanen “host definitif” untuk Taenia saginata dan Taenia solium , maka tentu ada inang sementara (Hospes) yang sebelum berada di manusia , Hospes itu adalah Ternak . Ternak bisa sapi ataupun babi ,
1. Sapi sebagai pembawa Taenia saginata
2. Babi sebagai pembawa Taenia solium
Manusia yang mengandung cacing pita dewasa di usus halusnya itu , dipastikan pada Proglotid segmen terakhir yang masak “mature” banyak mengandung telur yang sudah dibuahi membentuk Zygot. Dimana telur yang ada di Progloyid itu dilepaskan (Fragmentasi) sehingga mengikuti sisa makanan ke usus besar dan ke anus . Telur yang berada bersama kotoran itu ; bisa bertahan selama berhari-hari untuk bulan di lingkungannya . Sapi (T. saginata) dan babi (T. solium) menjadi terinfeksi oleh vegetasi rumput yang terkontaminasi dengan telur atau proglottids itu. Dalam usus ternak telur tergesek sehinngga menetas membentuk larva yang disebut Oncospheres , segera tumbuh membentuk larva Hexacant ( larva dengan 6 kait yang tajam), hexacant menginvasi dinding usus, dan bermigrasi ke otot lurik ( daging) , di mana mereka berkembang menjadi Cysticercus. Sebuah cysticercus dapat bertahan hidup selama beberapa tahun di daging Ternak. Manusia terinfeksi karena menelan mentah atau setengah matang daging yang terinfeksi / di dalamnya ada Cysticercusnya . Dalam usus manusia Cysticercus berkembang lebih dari 2 bulan menjadi cacing pita dewasa , yang dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun. Cacing pita dewasa melekat pada usus halus dengan Scolexnya { kepala) dan scolex mereka berada menancap di dinding usus halus l. Panjang cacing dewasa biasanya 5 m atau kurang untuk T. saginata (namun mungkin mencapai sampai 25 m) dan 2 untuk 7 m untuk T. solium. Proglottids atau bagian segment nya dari cacing pita bagian posterior yang paling belakang ( paling dewasa) menghasilkan telur yang matang, Proglotid itu kemudian dilepaskan dari cacing pita, dan bermigrasi ke usus besar , bersama kotoran segera le anus (sekitar 6 per hari).
Taenia saginata dewasa biasanya memiliki 1.000 hingga 2.000 proglottids,
Taenia solium dewasa memiliki rata-rata 1.000 proglottids.
Telur yang terkandung dalam proglottids yang dewasa dilepaskan bersama kotoran.
Taenia saginata dapat menghasilkan sampai 100.000 telur
Taenia solium dapat menghasilkan 50.000 telur per proglottid masing-masing.
Distribusi geografis pada cacing pita Taenia solium lebih menonjol di masyarakat miskin di mana manusia hidup dalam hubungan yang dekat dengan babi dan makan daging babi kurang matang, dan sangat jarang terjadi di negara-negara Muslim.
Distribusi geografis pada cacing pita Taenia solium lebih menonjol di masyarakat miskin di mana manusia hidup dalam hubungan yang dekat dengan babi dan makan daging babi kurang matang, dan sangat jarang terjadi di negara-negara Muslim.
Agar mudah dihafalakan ada 3 point , sebagai Keywordnya
1. Siklus Cacing Pita ( Taenia saginata / Taenia solium ) adalah T-O-H- C (Cacing) maksudnya
Dari Telur – Oncosfer – Hexacant – Cysticercus ( diternak ) dan dimanusia menjadi Cacing dewasa .
2. Manusia terinfeksi cacing pita ketika makan daging ternak yang mengandung Cysticercus
, artinya manusia terinfeksi oleh cacing pira tidak dalam bentuk cacing dewasa , atau dari telurnya atau dalam bentuk jarva Oncosfer atau larva hexacant , jadi terkena ketika makan daging yang mengandung cisticercus yang belum mati .
3. Sebenarnya tidak akan ada cacing pita ini jika semua membuang kotorannya ke WC ( yang ada septic tank nya)
Agar lebih jelas kami sertakan daur cacing pita dan Performance nya
Life cycle of Taenia saginata and Taenia solium:
Jenis lain yang juga menyebabkan Teiniasis di manusia adalah Echinocoocus granulosus di daging anjing
Sumber : http://edisukarman.blogspot.com/search/label/BIOLOGI